Kaisar Romawi Pertama Yang Masuk Kristen

Dinasti dan Periode Kekaisaran

Sepanjang sejarah Romawi, terdapat beberapa dinasti utama yang memerintah Kekaisaran Romawi. Setiap dinasti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan Kekaisaran.

Dinasti ini didirikan oleh Augustus dan diikuti oleh penerusnya yang berasal dari garis keluarga Julius Caesar dan Augustus. Kaisar terkenal dari dinasti ini termasuk Tiberius, Caligula, Claudius, dan Nero. Pada masa dinasti ini, Kekaisaran Romawi berkembang secara ekonomi dan militer, tetapi juga mengalami skandal politik yang melemahkan citra kaisar.

Setelah jatuhnya Dinasti Julio-Claudian, Vespasianus mendirikan Dinasti Flavia yang berhasil memulihkan kestabilan di Romawi. Keluarganya memerintah dengan gaya pemerintahan yang lebih militeristis. Kaisar-kaisar seperti Vespasianus dan putranya Titus berhasil menundukkan pemberontakan Yahudi dan membangun kembali Roma setelah kebakaran besar.

Dinasti ini dikenal dengan kaisar-kaisarnya yang adil dan bijaksana, termasuk Trajanus, Hadrianus, dan Marcus Aurelius. Masa pemerintahan mereka disebut sebagai puncak kejayaan Kekaisaran Romawi, ditandai dengan ekspansi besar-besaran dan reformasi hukum serta administrasi yang signifikan.

Dinasti ini dimulai dengan Septimius Severus, yang menguatkan kekuasaan militer dalam pemerintahan Romawi. Namun, setelah pemerintahan singkat Caracalla dan Severus Alexander, dinasti ini runtuh, menandai awal krisis abad ketiga yang melanda Kekaisaran Romawi.

Konstantinus Agung dan Kekristenan

Konstantinus Agung (306–337 M) adalah kaisar yang paling dikenal karena mengadopsi Kekristenan sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi. Pada masa pemerintahannya, Konstantinus menyatukan kembali kekaisaran yang sebelumnya terpecah dan mendirikan ibu kota baru di Bizantium, yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel. Keputusan Konstantinus untuk mendukung Kekristenan mengubah wajah kekaisaran dan agama dunia barat selamanya.

Julius Caesar merupakan paman buyutnya

Dilahirkan pada tanggal 23 September, 63 SM, Agustus tumbuh di sebuah kota sekitar 25 mil tenggara Roma. Ayahnya adalah seorang senator yang meninggal secara tak terduga ketika dia berusia empat tahun. Sedangkan ibunya adalah keponakan dari Julius Caesar.

Sebagai seorang anak, Augustus mungkin tidak banyak melihat aksi paman buyutnya yang terkenal itu sedang menyerbu Gaul. Namun, pada akhirnya, ia mendapatkan kepercayaan Caesar dan mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya, termasuk selama aksi militer di Spanyol.

Berkat paman buyutnya, Augustus dapat bergabung dengan aristokrasi bangsawan, hanya satu dari banyak penghargaan yang diberikan kepadanya. Kemudian, setelah sekelompok senator membunuh Caesar pada tahun 44 SM, Augustus mengetahui wasiat yang baru saja digubah, di mana ia diadopsi secara anumerta dan diwariskan warisan Julius Caesar.

Augustus bukanlah nama lahirnya

Augustus awalnya terlahir dengan nama Gayus Octavius, tetapi ia mengubah namanya menjadi Gayus Julius Caesar Octavianus, alias Octavianus, setelah diadopsi oleh paman buyutnya.

Tujuh belas tahun kemudian, Senat menghadiahinya dengan nama Augustus, yang berarti "Yang Terhormat." dan divi filius (putra dewa) Augustus tidak pernah menyebut dirinya monarkis atau diktator, dan ia hidup dalam lingkungan yang relatif sederhana. Namun karena ia mengumpulkan kekuatan tertinggi Romawi, para sejarawan kemudian menyebutnya sebagai kaisar pertama Roma.

Struktur Kekuasaan Kaisar

Kaisar Romawi memiliki kekuasaan mutlak dalam berbagai aspek pemerintahan. Gelar resmi yang digunakan oleh seorang kaisar bervariasi sepanjang sejarah Romawi, dan sering mencerminkan kompleksitas kekuasaan yang dimilikinya:

Kaisar juga mengendalikan Senat, meskipun secara teknis merupakan badan legislatif tertinggi, kekuasaan senat secara bertahap berkurang di bawah kaisar.

Kaisar Romawi adalah gelar yang digunakan oleh penguasa Kekaisaran Romawi dari masa berdirinya oleh Augustus pada 27 SM hingga jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 M, dan dilanjutkan dalam Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) hingga Konstantinopel jatuh pada tahun 1453 M. Gelar ini pertama kali diperkenalkan oleh Gaius Julius Caesar, tetapi penggunaannya sebagai gelar kekaisaran dimulai oleh penerusnya, Augustus, yang dianggap sebagai kaisar pertama. Kaisar Romawi memiliki kekuasaan tertinggi dalam politik, militer, dan keagamaan Romawi.

Julius Caesar, yang berasal dari keluarga patricius, memainkan peran penting dalam peralihan Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi. Pada tahun 44 SM, Caesar diangkat sebagai diktator seumur hidup, sebuah gelar yang memperkuat kekuasaannya. Namun, pembunuhan Caesar pada tahun 44 SM memicu perang saudara di Romawi yang berlangsung hingga 27 SM, ketika kemenangannya disahkan oleh Senat, menjadikannya sebagai "Princeps Senatus" atau "pemimpin pertama senat." Augustus tidak menyebut dirinya sebagai "kaisar" secara langsung, tetapi kekuasaannya diakui sebagai kekuatan de facto.

Octavianus, yang kemudian dikenal sebagai Augustus, adalah penerus Julius Caesar dan dianggap sebagai kaisar pertama Romawi. Augustus mendirikan fondasi Kekaisaran Romawi dengan mengonsolidasikan kekuasaan di tangannya, termasuk komando militer tertinggi dan hak untuk menunjuk pejabat tinggi. Pada masa pemerintahannya (27 SM–14 M), Augustus memperkenalkan reformasi dalam pemerintahan, militer, dan sistem perpajakan yang meningkatkan stabilitas dan kemakmuran Romawi, serta memulai masa yang dikenal sebagai "Pax Romana" atau "Perdamaian Romawi."

Krisis Abad Ketiga dan Tetrarki

Setelah runtuhnya Dinasti Severa, Romawi mengalami masa krisis internal yang disebut Krisis Abad Ketiga (235–284 M), di mana terjadi pergantian kaisar yang cepat, invasi barbar, dan ketidakstabilan ekonomi. Untuk mengatasi krisis ini, Kaisar Diokletianus memperkenalkan sistem Tetrarki, di mana kekuasaan dibagi antara dua kaisar senior (augustus) dan dua kaisar junior (caesar). Sistem ini untuk sementara berhasil memulihkan stabilitas, tetapi tidak lama setelah pengunduran diri Diokletianus, kekuasaan kembali terpusat di tangan Konstantinus Agung.

Bulan Agustus dinamai menurut namanya

Dengan era perdamaian dan kemakmuran yang diraih kaisar Augustus, Senat kemudian memberikan suara pada 8 SM untuk mengganti nama bulan Sextilis dengan Augustus. Bulan itu sendiri merupakan bulan ketika Augustus pertama kali menjadi konsul dan memenangkan pertempuran terakhirnya atas Antony dan Cleopatra.

Sebelum Augustus, Senat juga telah merubah bulan Quintilis menjadi bulan Juli untuk menghormati Julius Caesar.

Augustus (27 SM - 14)

Banyak yang mengira nama Julius Caesar pasti berada di posisi pertama. Tetapi, Caesar bukanlah seorang kaisar, melainkan seorang pemimpin terakhir di era Republik Romawi. Dan Caesar pun selanjutnya menjadi seorang diktator seumur hidup.

Setelah pembunuhannya pada tahun 44 SM, calon pewaris takhtanya, yakni Gaius Julius Caesar Octavianus berhasil menyisihkan semua pesaingnya untuk menguasai Romawi. Senat Romawi kemudian mengangkatnya sebagai kaisar pertama dengan gelar Kaisar Octavianus Augustus pada tahun 27 SM.

Patung Kaisar Augustus di Via dei Fori Imperiali- Rome. Sumber: Szilas / wikimedia

Patung Kaisar Augustus di Via dei Fori Imperiali- Rome. Sumber: Szilas / wikimedia

Sebagai kaisar Romawi, Augustus memimpin transformasi Romawi. Dari zaman Republik ke era Kekaisaran. Mulai dari periode penuh gejolak sampai membawa Romawi ke masa penuh kedamaian, kesejahteraan dan kemegahan yang dikenal dengan sebutan Pax Romana.

Lihat Sosbud Selengkapnya

TRIBUNNEWS.COM – Flavius Valerius Constantinus atau Konstantine Agung, lahir 27 Februari 272 M, menjadi Kaisar Roma pertama yang memeluk Kristen.

Selain itu, Konstantin Agung juga medeklarasikan toleransi keagamaan pada Kristen dan mempopulerkan gereja di Imperium Roma.

Memenangkan perang sipil melawan Maxentius dan Licinius, Konstantin Agung menjadi kaisar tunggal yang berkuasa di barat dan timur pada 324 M.

Pada masa pemerintahannya, Roma memiliki sebuah istana kerajaan baru di Kota Byzantium yang kemudian diubah namanya menjadi Constantinople.[1]

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, 27 Februari 1844: Republik Dominika Deklarasikan Kemerdekaan dari Haiti

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 26 Februari 1815 - Napoleon Bonaparte Lari dari Pembuangannya di Pulau Elba

Flavius Valerius Constantinus lahir pada 27 Februari 272 M di Naissus, Moessius (sekarang Nis, Serbia).

Ayahnya, Flavius Constantius, adalah seorang perwiara di tentara Roma, sementara ibunya, Helena, berasal dari rakyat biasa.

BACA SELENGKAPNYA>>>>>>>>

Dalam sejarah pemerintahan Romawi Kuno, Julius Caesar dipandang sebagai salah satu pimpinan terbaik. Sebelum tragedi pembunuhannya, ia telah mempersiapkan seseorang untuk menjadi pemimpin Romawi selanjutnya, ia adalah Octavianus Augustus.

Meski sempat diragukan kepemimpinannya, Augustus kemudian bertransformasi sebagai seorang pemimpin ulung dan menjadi sosok kaisar pertama dalam sistem pemerintahan kekaisaran Romawi. Di bawah aturannya, Romawi berhasil merengkuh banyak kemenangan dan kemajuan.

Di balik itu semua, ia pun memiliki kisah hidup yang menarik. Berikut fakta-faktanya.

Dia pernah mengasingkan putrinya sendiri

Sebagai pendukung nilai-nilai tradisional, Augustus membangun dan memperbarui banyak kuil selama masa pemerintahannya, mendorong perkawinan dan persalinan. Namun pada 2 SM ia harus menerima kenyataan jika putri satu-satunya, Julia, telah berhubungan di luar nikah dengan banyak pria berpengaruh, termasuk putra Mark Antony. Akibatnya, ia pun mengasingkan anaknya itu ke pulau berbatu Ventotene.

Meskipun kemudian dia mengizinkannya untuk pindah ke tempat yang tidak begitu terisolasi, di mana dia tidak pernah melihatnya lagi. Augustus juga membuang cucunya karena tuduhan perzinahan, meskipun dalam kedua kasus tersebut para sejarawan percaya ada faktor-faktor tambahan yang mungkin berperan.